Langsung ke konten utama

Mischief Denim Combat, Wadah bagi Pecinta Denim untuk Berkompetisi

 Soal gaya berpakaian, denim menjadi bagian tak terpisahkan dalam perkembangan zaman. Mengapa demikian? Hampir seluruh masyarakat mencintai salah satu jenis pakaian ini. Alasan tersebut cukup masuk akal karena denim adalah gaya pakaian yang fleksibel – bisa dipadukan dengan berbagai jenis gaya berpakaian mulai dari formal maupun nonformal. Pakaian yang berasal dari Kota De Nimes, Perancis ini bisa dikreasikan untuk pelbagai jenis outfit seperti celana, kameja, jaket, rok, dan tas yang dapat menemani aktivitas kalian. 

Baca juga: Denim

Denim (menurut Wikipedia) adalah kain katun yang kokoh dengan benang pakan melewati dua atau lebih benang lusin. Denim juga memiliki sebuah seni dalam pemakaiannya. Pudarnya warna biru dari tanaman indigofera inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta denim. Pemakaian secara efektif akan menghasilkan efek pudar/fading secara natural dari warna denim di beberapa bagian seperti belakang lutut, paha, dan bokong.

Itulah daya tarik dalam berpakaian denim. Tapi, apakah dalam pemakaian denim akan begitu menarik jika ada kompetisi? Sangat menarik apabila itu terjadi – selain dipakai, bisa dapat hadiah juga. Angan-angan tersebut akan terjawab dalam kompetisi yang diadakan oleh brand denim ternama di Indonesia: Mischief Denim, yang bertajuk “MISCHIEF DENIM COMBAT”.

sumber: https://www.instagram.com/mischiefdenim/

Mischief Denim Combat adalah sebuah kompetisi denim yang sudah berjalan selama lima edisi dan tahun ini akan berjalan ke edisi keenam – dimulai pada tahun 2016. Saat saya registrasi untuk mengikuti kompetisi ini, Ute, shopkeeper Mischief Denim (Kota Bandung) menjelaskan Mischief Denim Combat termasuk pionir sebagai kompetisi brand lokal di Indonesia.

“Sebelumnya, setahu saya, turnamen denim di Indonesia sudah ada. Tapi, Mischief Denim termasuk pionir. Soalnya sudah edisi kelima dan sekarang sudah mau jalan ke edisi keenam si MDC tersebut”, tutur Ute.

Mischief Denim Combat juga memiliki perbedaan dengan kompetisi denim lain di Indonesia: yang membedakannya adalah jika di kompetisi brand lain hanya artikel denim tertentu yang bisa dipakai, Mischief memberi kebebasan untuk Combatants (sapaan untuk peserta MDC) dalam memilih semua bahan/artikel denim yang mereka miliki untuk diikutsertakan dalam kompetisi.

“Tiap brand tuh beda-beda rules-nya, punya masing-masing. Kalau di Mischief pakai semua bahan boleh, sedangkan di yang lain tuh cuma artikel tertentu. Mengapa? Karena semua yang bahan raw rekomendasi buat fade. Jadi gak terpaku, setahu saya”, ucap Ute.

Ute juga menjelaskan yang membedakan Mischief Denim Combat dari setiap edisinya adalah dari segi hadiah, antusiasme peserta, dan orang-orang yang sudah tahu tentang denim – menyebabkan rasa ingin tahu tentang denim dan akhirnya mengikuti kompetisi tersebut.

“Jelas yang membedakan itu hadiahnya yang tambah kesini tambah gede, terus antusias yang tambah sini tambah banyak, terus para combatants ya senang-senang aja ikutan sambil suka denim juga. Bahkan, dari brand lain pun ada yang ikutan MDC juga”, jelas Ute.

Beberapa combatants ada yang konsisten mengikuti tiap edisi Mischief Denim Kombat seperti para finalis MDC 2019: Yukap Soleh, Putra, dan Yogi yang mengikuti MDC dari tahun 2019 sampai sekarang. Ute memaparkan untuk mengikuti turnamen denim tidak hanya anak-anak denim saja, media sosial menjadikan orang-orang mengetahui tentang denim sehingga menjadi antusias terhadap turnamen tersebut.

Baca juga: Cara Terbaik Memaksimalkan Efek Fading pada Denim

“Sebenernya dari dulu orang-orang udah tahu denim. Cuman karena media sosial, orang-orang jadi tahu tentang kompetisi ini, jadi banyak yang antuasias juga. Kalau konsisten harus, tuh. Kalau sudah ikut kompetisi harus diberesin sampai selesai”, jelas Ute.

“Cuman buat edisi kemaren, karena terhambat pandemi, jadi nambah bulan. Kalau yang sekarang mudah-mudahan aktivitas normal lagi jadi edisi yang ke-enam ditambahin sebulan”, lanjut Ute.

Memang di edisi kelima, para combatants mendapat hambatan karena mewabahnya pandemi Covid-19 di Indonesia sehingga berdampak pada kurangnya aktivitas dalam berkompetisi. Sebagai gantinya, Mischief menambah waktu kompetisi yang biasanya hanya sembilan bulan menjadi 12 bulan/satu tahun – dimulai pada awal Maret 2020 sampai akhir Februari 2021. Hal tersebut berdampak juga terhadap MDC edisi keenam: bertambah waktu menjadi 10 bulan, terhitung dari awal Mei 2021 sampai akhir februari 2022.

sumber: https://www.instagram.com/upcap.denim/

Mischief Denim Combat edisi kelima begitu spesial karena hadirnya combatans dari luar negeri. Upcap Denim adalah salah satu combatants yang berasal dari Thailand – merupakan denim & boots enthusiast di negaranya. Dalam mengikuti Mischief Denim Combat, Upcap Denim memakai artikel “The Iron Label ST-001 Avalerion” dengan berat 22 Oz yang sudah bertarung dengan combatants dalam negeri. Selain mengikuti MDC, Upcap Denim juga mengikuti kompetisi dari brand denim lokal asal Kota Bandung: No Branded On Indonesia (NBDN) yang bertajuk “BATTLE OF THE LEGENDS”

sumber: jeansmuseum.org

Selain itu, hal yang special dari Mischief Denim Combat adalah di setiap edisinya selalu mendatangkan judges dari luar negeri, yaitu Rudi Karrer. Rudi Karrer atau biasa dikenal dengan Swiss Jeans Freak, adalah si Kakek pengoleksi ribuan denim dari seluruh dunia. Denim tersebut didapatkan dari hasil mengumpulkan denim sejak kecil, juga donasi celana dan jaket denim yang sudah tidak terpakai dari para denimheads di seluruh dunia. Dari hasil tersebutlah si Kakek Rudi mendirikan Museum Jeans di Kota Zürich, Swiss, dengan lebih dari 14.000 celana dan jaket denim. Jika ingin berdonasi, kalian bisa mengunjungi situs web-nya dengan klik di sini.

Namun sayang, sang judges tersebut, untuk edisi kelima ini tidak bisa menilai denim-denim combatanst secara langsung karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Penilaian edisi ke-lima dilakukan melalui tatap muka secara virtual.

“kalau setahu saya, dari edisi pertama gatau edisi ketiga, Rudie Karrer udah jadi juri MDC. Karena lagi pandemi jadinya kita ngehubungi si Swiss jeans freak-nya dan menilainya melalui video call”, ujar Ute.

“Biasanya banyak ya caranya bisa lewat gmail atau apapun itu. Terus si Swis sjeans freak-nya di tag-in di mischief, terus dia lihat, terus dia nilai sendiri. Harapannya di edisi ke-enam, si Swissjeansfreak bisa datang ke sini”. Pungkas Ute.

 Untuk edisi keenam, perdana bagi saya untuk mengikuti kompetisi ini. Saya menggunakan Artikel SR-002 Scavenger, Indigo x Indigo, dengan berat 16 Oz yang siap bertarung dengan combatants yang lain.

sumber: https://www.instagram.com/mischiefdenim/

Pendaftaran Mischief Denim Combat sudah dibuka dari awal April sampai Akhir Mei. Sila cek instagram mischief denim @mischiefdenim untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Terima kasih. Semoga bermanfaat!

ARIF SYAMSUL MA’ARIF
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Komentar

Kalian perlu tahu

Cara Terbaik Memaksimalkan Efek Fading pada Denim

  Sumber: Denim Enthusiast Group Line Denim heads pasti sudah tidak asing dengan kata" fading ". Singkatnya fading adalah perubahan warna biru dari tanaman indigofera pada denim di bagian-bagian tertentu. Menurut Darahkubiru.com, situs tentang denim lifestyle, hal ini ada benarnya, karena fading pada dasarnya terjadi karena adanya gesekan pada bagian-bagian tertentu pada jeans yang mengakibatkan indigo terlepas dari jeans. Proses fading pada denim terbilang cukup lama sehingga butuh waktu berbulan-bulan dan konsisten dalam pemakaian denim. Selain terbentuk karena proses pemakaian, fading pada denim sebenarnya sangat dipengaruhi oleh cara pencucian yang diterapkan. Asal tahu teknik dan cara yang benar, dapat dipastikan efek fading pada denim yang terbentuk akan terlihat cantik/keren saat dipandang. Itulah menjadikan fading adalah sebuah seni dalam pemakaian denim. Mau tahu bagaimana cara terbaik untuk memaksimalkan efek fading pada denim? Berikut lima cara menghasilk...

Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Polka Wars: Bunga (Kajian Semantik)

Bahasa menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang memudahkan untuk berinteraksi antara satu sama lain. Bahasa menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer; digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Sedangkan Chaer (2002:30) berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya – semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk mengekspresikan jiwa, perasaan, gagasan, ide, dan emosi manusia. Biasanya, cara manusia untuk menyampaikan perasaan akan menggunakan kata-kata yang indah seperti puisi, syair, hingga lagu. Lagu menurut KBBI adalah ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dsb) yang diiringi oleh instru...

Karya Tulis Ilmiah Analisis Sejarah Sastra

CINTA DAN ALAM DALAM PUISI SOE HOK GIE YANG BERJUDUL CAHAYA BULAN: TINJAUAN STRUKTURALISME SASTRA Arif Syamsul Ma’Arif, 185030086, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasundan, Bandung, 2018 Email: arifanami26@gmail.com Abstrak Di tengah berbagai puisi tentang nasionalisme, Gie juga dihadapkan pada situasi yang dinamakan cinta kepada perempuan, meskipun kisah percintaan Gie dapat dikatakakan tragis. Kisah cinta Gie juga dapat disandingkan dengan kecintaannya terhadap alam, khususnya lembah Mandalawangi. Dalam puisi “Cahaya Bulan” karya Soe Hok Gie tersebut membahas tentang cintanya terhadap alam akan keindahan lembah Mandalawangi di gunung Pangrango dan perempuan . Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan strukturalisme karena puisi ini membahas tentang struktur yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu penulis akan memaparkan puisi “Cahaya Bulan” karya Soe Hok Gie. Kata k...